Materi :
Kamis, 01 September
2016, BPS Provinsi Maluku Utara kembali melaksanakan jumpa pers. Kali ini
membahas tentang perkembangan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Ternate
Bulan Agustus, Perkembangan Nilai Tukar Petani Bulan Agustus, Perkembangan
Wisatawan dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) bulan Juli 2016, Perkembangan
Ekspor-Impor Maluku Utara bulan Juli 2016, dan Hasil Sementara Pendaftaran
Usaha Sensus Ekonomi 2016 Maluku Utara. Acara ini dipimpin
langsung oleh Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Bapak Misfaruddin, Kepala
Bidang Stat. Distribusi beserta jajaran Kasi, Kabid IPDS, dan sejumlah
perwakilan dari instansi pemerintah serta wartawan media cetak maupun media
elektronik di Maluku Utara.
Pada bulan Agustus 2016, Kota Ternate mengalami Deflasi sebesar 0,1 persen
dengan indeks harga konsumen (IHK) 129,66. sedangkan Nasional mengalami deflasi
sebesar 0,02 persen dengan indeks harga konsumen 125,13. Agustus 2016, dua
kelompok pengeluaran deflasi, empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi, dan
lainnya stagnan.adapun perubahan IHK pada masing-masing kelompok pengeluaran
adalah sebagai berikut: Kelompok bahan makanan 0,06 persen; kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,34 persen; kelompok perumahan, air,
listrik, gas dan bahan bakar -0,04 persen; kelompok sandang 0,75 persen;
kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00
persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -1,30 persen. Dari
inflasi menurut pengeluaran tersebut, kita ketahui, bahwa inflasi yang paling
tinggi adalah di kelompok sandang (0,75%). Sedangkan yang terendah/mengalami
deflasi terbesar adalah kelompok transportasi dan komunikasi. Dari hasil
pemantauan BPS, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain: sebagian jenis ikan (selar/tude,
kembung/banyar, lolosi), tarif listrik, apel, salak, cabai rawit, cabai
merah,bawang merah, bawang putih, sawi hijau, kangkung, rokok putih, dan beberapa jenis sandang (celana
panjang jeans dan katun). Sementara itu komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: tarif
angkutan udara, beberapa jenis ikan seperti (cakalang sisik dan asap, ekor
kuning), tomat sayur, lemon dan wortel dll.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di kabupaten se-Provinsi
Maluku Utara, NTP Agustus 2016 sebesar 103,54 mengalami
peningkatan 0,20 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Juli 2016), yang
sebesar 103,34. Menurut subsektornya, Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) tercatat
sebesar 109,86; Nilai tukar petani hortikultura (NTPH) 105,58; nilai tukar
petani tanaman perkebunan rakyat (NTPR) 97,18; Nilai tukar petani peternakan
(NTPT) 109,22; dan untuk nilai tukar Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya Ikan /
NTNP) sebesar 103,29. Inflasi pedesaan Maluku Utara pada Agustus 2016 0,99
persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada lima kelompok pengeluaran.
Dari sisi Pariwisata, Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang di Maluku
Utara dan menggunakan fasilitas akomodasi pada Juli 2016 sebanyak 49 orang,
naik sebesar 444,44 persen bila dibandingkan dengan jumlah Wisman Juni 2016 sebanyak
9 orang. Sedangkan jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus) tercatat sebanyak 10.899
orang atau naik sebesar 3,34 persen dibanding jumlah Wisnus Juni 2016 yang
sebanyak 10.547 orang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel/Akomodasi di
Provinsi Maluku Utara pada Juli 2016 yaitu rata-rata 35,83 persen atau naik
sebesar 2,46 poin bila dibandingkan TPK Juni 2016 yang sebesar 33,37 persen.
Dari segi ekspor-impor, pada bulan Juli 2016, Maluku Utara kembali
melakukan ekspor, yaitu berupa besi alloy sebesar US$6,83 juta ke Tiongkok. Secara kumulatif, ekspor Maluku Utara Januari-Juli 2016 sebesar US$13,73 juta terjadi peningkatan sebesar 231,63 persen dibanding Januari-Juli 2015 sebesar US$4,14 juta. Nilai Ekspor Indonesia Juli 2016 sebesar
US$9,51
miliar, dan Januari-Juli 2016 sebesar US$79,08 miliar. Nilai impor Maluku Utara pada Juli 2016 sebesar
US$7,19 juta mengalami penurunan sebesar -83,20 persen dibandingkan dengan Juni
2016 sebesar US$42,82 juta. Secara kumulatif impor Maluku Utara Januari-Juli
2016 sebesar US$142,00 juta terjadi peningkatan sebesar 360,15 persen
dibandingkan dengan impor Januari-Juli
2015 sebesar US$30,86 juta. Impor Indonesia Juli 2016 sebesar US$8,92 miliar, dan Januari-Juli 2016 sebesar US$74,91 miliar.
Hasil sementara Hasil Sensus Ekonomi
2016 Provinsi Maluku Utara mencapai angka 82,4 ribu usaha non-pertanian. Angka ini meningkat 57,4 persen jika dibandingkan jumlah
usaha hasil Sensus Ekonomi 2006 yang tercatat sebanyak 52,4 ribu usaha. Dari
sebanyak 82,4 ribu usaha hasil SE2016, tercatat sebanyak 27,0 ribu usaha yang
menempati bangunan khusus untuk tempat usaha. Dengan demikian, sebanyak 55,4
ribu usaha tidak menempati bangunan khusus usaha, seperti pedagang keliling,
usaha di dalam rumah tempat tinggal, usaha kaki lima, dan lain sebagainya.
Dilihat berdasarkan kabupaten/kota, Kota Ternate merupakan kabupaten/kota
dengan jumlah usaha terbanyak yaitu 20,0 ribu. Namun dilihat dari
pertumbuhannya, Kabupaten Kepulauan Sula memiliki pertumbuhan usaha terendah
yaitu 18,6 persen, sementara Kabupaten
Pulau Taliabu merupakan kabupaten/kota dengan pertumbuhan usaha tertinggi yaitu
221,1 persen.